Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]
Catatan Ukhty: Turki Nyerah, Hentikan Dukungan ke Pemberontak Suriah
Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]

Breaking News

Sabtu, 19 Agustus 2017

Turki Nyerah, Hentikan Dukungan ke Pemberontak Suriah

Turki Nyerah, Hentikan Dukungan ke Pemberontak Suriah
Indonesian Free Press -- Sejak awal Turki telah terlibat dalam pemberontakan di Suriah yang telah menghancurkan segala aspek negara itu dan menewaskan ratusan ribu warganya. Namun, menyadari petualangannya tersebut menemui kegagalan dan bahkan balik mengancam keamanan Turki sendiri, regim negeri itu pun memutuskan menghentikan keterlibatannya di Suriah dengan menghentikan bantuannya kepada kelompok pemberontak.

Seperti dilaporkan Veterans Today, 14 Agustus lalu, Turki menghentikan dukungan kepada kelompok pemberontak untuk memulai normalisasi hubungan dengan Suriah.

"Turki telah memutuskan untuk menghentikan dukungan kepada kelompok National Coalition for Syrian Revolutionary and Opposition Forces (aka the Syrian National Coalition), yang meliputi berbagai kelompok pemberontak dalam konflik Suriah," tulis laporan itu dengan mengutip media Suriah Zaman el-Vasl.


Selama ini, tulis laporan itu, Turki menggelontorkan bantuan senilai $320.000 setiap tahun kepada Syrian National. Analis politik Turki Musa Özugurlu, menyebut keputusan Turki itu setelah Turki melihat tidak ada harapan lagi untuk memenangkan pertempuran di Suriah melalui kelompok pemberontak yang didukungnya.

“Setelah lima tahun, semua orang bisa melihat kelompok Syrian National Coalition tidak lagi memiliki masa depan. Pemerintah Turki menyadari bahwa mendanai kelompok ini tidak ada gunanya lagi dan memutuskan untuk berhenti,” kata Özugurlu kepada Sputnik Turkey.

Kini, Turki tengah memfokuskan perhatian pada upaya mengamankan diri dari ancaman yang datang dari kelompok-kelompok Kurdi yang terlibat dalam konflik Suriah.

Menurut Özugurlu Amerika kini menghentikan dukungan pada kelompok pemberontak untuk memfokuskan dukungan kepada kelompok Kurdi. Sementara Turki menghentikan dukungan justru untuk menghentikan kemunculan kekuatan Kurdi yang kini mengancam keamanan Turki, tidak saja dari dalam wilayah Turki sendiri, namun juga di wilayah Suriah dan Irak.

Untuk menumpas kekuatan Kurdi, Turki tidak melihat cara lain selain bekerjasama dengan Suriah, yang juga berusaha membendung kekuadan Kurdi yang berambisi membentuk pemerintahan sendiri di sekitar perbatasan Suriah-Turki.

"Keputusan ini mungkin akan mencairkan hubungan antara Damascus dan Ankara. Ketika sampai pada masalah Kurdi, Ankara dan Damascus memiliki kepentingan yang sama,” kata Özugurlu.


Jendral Iran Temui Erdogan
Sebagai bentuk 'menyerah' nya regim Turki berkaitan dengan konflik Suriah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini menerima kedatangan Kepala Staff Gabungan Iran General Mohammad Baqeri di Ankara. Diduga kuat Erdogan, sedikit banyak harus menerima 'skenario' Iran dalam konflik Suriah.

Sebelum bertemu Erdogan, Jendral Baqeri bertemu dengan Menhan Turki dan para pejabat keamanan Turki lainnya. Baqeri berada di Turki selama tiga hari. Demikian seperti dilaporkan Veterans Today, 16 Agustus.

Laporan tersebut muncul hampir bersamaan dengan laporan-laporan tentang pembangunan pabrik rudal jarak jauh Iran di Suriah, yang menandai pengaruh Iran yang semakin kuat di Suriah. Sebelumnya banyak dilaporkan bahwa Iran telah membangun pabrik-pabrik rudal di Lebanon.

Sebelumnya Turki dan Iran adalah musuh dalam konflik Suriah, dimana Iran mendukung regim Bashar al Assad, sementara Turki mendesak pengunduran diri al Assad.(ca)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By