Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]
Catatan Ukhty: Berhati-hatilah Dalam Perkara Wanita
Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]

Breaking News

Rabu, 24 Mei 2017

Berhati-hatilah Dalam Perkara Wanita

Berhati-hatilah Dalam Perkara Wanita
Berhati-hatilah Dalam Perkara Wanita

ada suatu kisah nyata seorang ikhwan (laki-laki) yang sebelumnya tak pernah berpacaran dan tak pernah menyentuh wanita (akhwat) dalam bingkai pacaran, pada suatu ketika ikhwan ini jatuh hati pada seorang wanita, dan sang wanita pun memberi harapan, dan sang ikhwan menemui ibunya dan ibunya merestui, dan menemui ayahnya dan ayahnya menolak karena beda suku, dan tatkala ditolak ayahnya akhwat, ikhwan berusaha mundur teratur, tapi akhwat nya minta tidak mundur, sehingga ikhwan berusaha menyanggupi.

Dan dalam keadaan proses ini ikhwan menolak beberapa akhwat yang menawarkan diri kepadanya demi maju bersama tambatan hatinya, namun sayang mereka akhirnya ditipu syaithan dan syaithan pun akhirnya ikut andil sehingga mereka pun telpon-telponan intens, chat, dan seperti orang pacaran dalam hal panggilan, dari manggil akhiy & ukhtiy berubah jadi adik dan kaka, dan ketika ikhwan sakit sang akhwat menjenguknya bersama temannya dengan membawa buah-buahan dan memasak nasi untuknya, mereka terlalu jauh dalam hubungan, dan yang belum mereka lakukan dukhulnya kemaluan (masuk nya kemaluan kedalam kemaluan seperti timba masuk kedalam sumur), dan diakhir kisah, akhwatnya mengecewakan ikhwan yang telah ia beri harapan sebelumnya, dan sang akhwat meninggalkannya dalam keadaan hati yang hancur dan terfitnah, dan lebih dari itu akhwat menganggap ikhwan telah banyak melanggar syari'at, dan lupa bahwa ia pernah meminta ikhwan untuk terus maju disaat ikhwan ingin mundur, selain itu sang akhwat juga mentahdzir sang ikhwan kepada banyak wanita, dan akhwatnya sebelum meninggalkan ikhwan tersebut, juga memberi kabar bahwa ada ikhwan yang menyukainya yang membuat hati ikhwan tersebut kala itu semakin bertambah hancur, dan akhwatnya pun pergi tanpa alasan yang dpat dimengerti bagi ikhwan. dan disaat pergi akhwatnya masih tetap perawan.

Dan ikhwan pun bertanya-tanya sambil menangis dihadapn sang akhwat, kalau ikhwannya keliru kenapa dulu membuka pintu padahal dahulunya ikhwannya sudah ingin mundur dan tidak main-main ?

akhwatnya hanya menjawabnya dengan tertawa.

Dan ikhwan pun pergi dengan mata yang menangis dengan hati yang kecewa disaksikan oleh temannya.

Dan dalam hati yang bersedih ikhwan berusaha menerima semuanya dengan sabar diatas mata yang menangis, penderitaan ikhwan tidak sampai disitu saja ternyata ikhwan ini digambarkan dengan ikhwan yang sangat buruk oleh sebagian manusia dan terutama dimata teman-temannya, sehigga sang ikhwan selalu ditolak akhwat saat ingin menikah karena dianggap tidak baik, dan ikhwan hanya mengira sebab alasan penolakan itu pasti ada yang menceritkan tentang kegagalannya dengan akhwat tadi, karna sebelumnya ia tak pernah berpacaran, dan ikhwan hanya bersabar dan menduga mungkin sang akhwatlah yang menceritakannya, bahkan ada diantara akhwat yang menolak menyebut langsung nama akhwat tadi, tapi ikhwan tidak menyimpan dendam, bahkan semua yang berakal dapat menduga yang menceritakan kasus itu semua adalah akhwat tadi, karena ikhwan telah menutup aibnya dan aib akhwatnya. dan ikhwan pun berputus asa dalam pencarian dengan hati yang sangat hancur sambil terus berbenah diri, dan ikhwan tdak dendam dan tidak pula membongkar aib akhwat tsb dimata teman-temannya, walau harga dirinya sudah menjadi hancur sehancur-hancurnya dimata banyak temannya. dan Allah pun mentaqdirkan ikhwan ini menikah dengan akhwat yang lebih cantik dari akhwat yang pernah ikhwan ini harapkan sebelumnya, dan merekapun menikah, dan pasca menikah ikhwan ini habiskan waktunya untuk bertaubat, menangisi dosa dimasa lalunya, menghafal alquran, belajar agama lebih baik lagi, dan melupakan apa yang tidak baik yang pernah ia lakukan, dan menyesalinya, sehingga juz perjuz alquran berhasil dihafal sang ikhwan, namun teman-teman akhwat masih belum bisa melupakan pahitnya masa lalu sang ikhwan, meski istri ikhwan jadi terluka dengan apa yang diucapkan teman akhwat tadi tapi sang ikhwan dengan kasih sayangnya mencoba menenangkan istri nya, memaafkan dan mema'lumi, serta terus berupaya berbenah diri.

Pelajarannya :

-   Berhati-hatilah dalam perkara perempuan karena hati itu lemah.

-   Bila dirasa jalan buntu dalam pernikahan jangan berusaha terus maju meski akhwatnya mendorong maju, karena akhwat itu umumnya kurang akalnya dan menimbang segala sesuatu dengan perasaan sehingga ia bisa saja akan meninggalkanmu dalam keadaan hatimu terfitnah.

-   Lupakanlah masa lalu yang tidak baik, dan perbaikilah masa sekarang, dan semakin bertambah baiklah dimasa yang akan datang meski banyak orang yang sulit melupakan masa lalumu.

-   Maafkanlah siapa saja yang pernah menyakitimu, meski terasa sakit untuk dimaafkan.

-  Tidak setiap keburukan yang pernah terjadi adalah keburukan untuk masa yang akan datang, tidak jarang keburukan dimasa lalu sebagai modal untuk memperbaiki diri dimasa yang akan datang.

Berhati-hatilah Dalam Perkara Wanita

Dan dalam kisah lainnya, Ada-ada saja ibu-ibu,.. galau suami mereka akan dimasuki oleh wanita lain dari saudari-saudari mereka, mereka masang pagar betis, dan bermain dalil, katanya bahwa jika wanita yang meminta dinikahi oleh lelaki beristri yang dengan itu istri pertama menggugat cerai dan mereka pun bercerai akibat hadirnya wanita yang kedua, maka kehadiran wanita kedua ini dimasukkan oleh mereka kedalam dosa takhbib.

Saya :

"Nasalullaha salamatan wa 'afiyah."

mungkin ini akibat cemburu yang berlebihan sehingga dijadikan hasrat cemburunya dicocokkan dengan syari'at larangan takhbib kepada wanita atas suaminya,  padahal takhbib itu dosa bagi laki-laki yang merusak dengan menggoda wanita yang sudah bersuami, bukan wanita single yang menebar pesonanya pada pria beristri dengan maksud agar pria beristri mau menikahinya.

Baca hadits berikut jika ingin tahu untuk siapa dosa takhbib itu ?

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ خَبَّبَ امرَأَةً عَلَى زَوجِهَا

”Bukan bagian dariku seseorang yang melakukan takhbib terhadap seorang wanita atas suaminya.”

(HR. Abu Daud 2175 dan dishahihkan al-Albani)

Berhati-hatilah Dalam Perkara Wanita

Cinta tanpa sentuhan fisik hanyalah penderitaan, dari itu berhati-hatilah dan jangan sampai engkau tidak hati-hati dalam berinteraksi dengan lawan jenismu, dan jangan pula sampai ada benih-benih cinta muncul didalam dadamu, bila ia muncul maka hanya dua pilihan bagimu yakni menikah jika engkau mampu, jika tidak maka menderita yang pasti dan harus kau dapat kan.

~ Segera Halalkan Atau Tinggalkan ~

Moga bermanfaat, hanya Allah yang beri taufik.

[Cerkiis.blogspot.com, Disalin dari berbagai sumber shahih]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By