Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]
Catatan Ukhty: KH. Said Aqil Siraj: Cheng Ho Waliyullah
Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]

Breaking News

Jumat, 28 April 2017

KH. Said Aqil Siraj: Cheng Ho Waliyullah

KH. Said Aqil Siraj: Cheng Ho Waliyullah

Catatan Perjalanan Ketum PBNU ke China #05

KHAZANAH ISLAM, ARRAHMAH.CO.ID - Dari kota Nanjing kami ke kota Quanzhou. Jaraknya 1087 km, cukup jauh karena itu kami putuskan naik pesawat. Nanjing dan Quanzhou harus kami datangi karena di Nanjing lah kami bisa  mengunjungi kampung halaman Laksamana  Cheng Ho. Sedangkan di Quanzhou kami bisa berziarah ke makam Cheng Ho.

Kemasyhuran Laksamana Cheng Ho di Indonesia tak lepas dari kiprahnya menyiarkan Islam. Di samping ikut serta membangun kota Semarang dan Surabaya, Laksamana Cheng Ho juga membangun komunikasi dengan para pendakwah Islam, salah satunya dengan Sunan Gunung Jati Cirebon.

Cheng Ho (lahir 1371) merupakan panglima militer sekaligus diplomat kawakan era Dinasti Ming yang telah melakukan tujuh kali perjalanan keliling dunia dengan rombongan kapal dalam kurun waktu 28 tahun (1405-1433). 80 tahun sebelum Vasco de Gama menemukan India dan Columbus menemukan Amerika.

Laksamana Cheng Ho menjadi tokoh berpengaruh di dunia Islam tidak lepas dari Kaisar Yongle, generasi ketiga Dinasti Ming. Di dalam negeri pun Kaisar Yongle menghormati komunitas muslim. Tak kurang sembilan jenderal beragama Islam. Di ruang museum masjid Jung Jue Nanjing, keakraban Dinasti Ming dengan komunitas muslim tercatat rapi.  Laksamana Cheng Ho juga diperintah merevitalisasi situs-situs Islam, sepert merenovasii masjid kuno yang hancur, makam-makam muslim kuno bahkan membangun masjid baru. Tangan dingin Cheng Ho masih bisa mudah dilihat jejaknya di kota Nanjing dan Quanzhou, dua kota yang berjarak lebih dari seribu kilometer.

Nama besar Laksamana Cheng Ho dikenang dan dihormati Pemerintah Cina. Kompleks makam Cheng Ho di Quanzhou, Provinsi Fujian saat ini tampak megah. Berbagai fasilitas publik dibangun sehingga menjadi daerah tujuan wisata religi, nyaman dikunjungi.

Mirip dengan makam para sunan/wali di Indonesia, makam Laksamana Cheng Ho berada di luar kota. Dari kota Quanzhou sekitar satu jam perjalanan. Letaknya di dataran tinggi. Menujunya harus melewati jalan menanjak yang indah, lalu meniti lima puluh anak tangga. Sesampai di atas, posisi makam di tengah tanah datar segi empat yang  luasnya kira kira tiga puluh meter persegi. Di lokasi tersebut cuma ada makam Laksamana Cheng Ho.

Kami menikmati ziarah tokoh besar muslim dunia ini. Kiai Said Aqil memimpin tahlil, kami mengikuti. Usai tahlil Kiai Said Aqil mengatakan, "Saya meyakini Laksamana Cheng Ho adalah waliyullah. Pengaruhnya tak hanya di Cina namun hingga ke Cirebon berkah hubungan baiknya dengan Sunan Gunung Jati." Menurut Kiai Said Aqil, saat masuk Cirebon, Laksamana Cheng Ho menemui Sunan Gunung Jati dan menyampaikan bahwa dalam rombongannya terdapat juga orang-orang yang beragama Islam. Kemudian rombongannya ia tempatkan di dua lokasi yang terpisah.

Kiai Said Aqil pun berpesan, "Pemerintah perlu  bertanggung jawab dan merawat makam-makam Walisongo. Jangan dibiarkan hancur, kumuh, tak terawat, minim fasilitas. Kita ini mayoritas muslim masak kalah dengan China."(ANW/KSF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By